Autotech23– Harga bahan bakar nonsubsidi memang gak bisa dibilang murah. Padahal menggunakan bahan bakar berkualitas sangat penting untuk menjaga performa mesin tetap jos.
Karena itu banyak orang kemudian mencampur bahan bakar beroktan tinggi dengan bahan bakar beroktan rendah, seperti mencampur pertamax turbo dengan peralite atau pertamax dengan premium.
Tujuannya agar performa mesin tetap dapat namun dengan harga yang juga relatif lebih murah. Padahal apa benar bisa seperti itu?
1.Menurunkan kualitas bahan bakar
Melansir dari halaman resmi Hyundai Indonesia, mencampur bahan bakar dengan oktan yang berbeda justru akan membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros. Hal ini terjadi karena kualitas bahan bakar akan segera turun jauh saat dicampur.
Misalkan oktan yang lebih tinggi (92) justru hilang dan akan berubah menjadi oktan yang rendah (90), membuat pembakaran menjadi tidak sempurna sehingga konsumsi bahan bakar pun menjadi lebih boros.
2.Menimbulkan kerak pada mesin
Bila pencampuran bahan bakar dilakukan dalam jangka waktu yang lama, maka kamu harus siap-siap merasakan performa mesin yang semakin menurun dan menggelitik karena kerak yang terbentuk di bagian dalam mesin.
Tak hanya itu, harus siap juga mengeluarkan budget lebih untuk pembersihan mesin mobil supaya performa bisa kembali seperti semula.
Kalau di mobil produksi terbaru, kamu beruntung karena mesin sudah dilengkapi dengan knocking sensor yang dapat segera memberi peringatan apabila kadar BBM sudah berada di bawah ketentuan.
Namun bagaimana jika masih menggunakan mobil lama atau sepeda motor yang masih jarang memiliki sensor tersebut? Tidak akan diperingati sama sekali.
3.Gunakan BBM sesuai rekomendasi
Sebaiknya gunakanlah BBM dengan oktan yang sudah direkomendasikan oleh setiap pabrikan otomotif, karena pada dasarnya setiap mesin yang diproduksi sudah diciptakan untuk menggunakan bahan bakar tertentu, bukan untuk dicampur.
Ini juga demi pembakaran yang lebih efektif dan membuat performa kendaraan semakin meningkat.
Comments
Post a Comment