Apa Misi Astronaut Perempuan Pertama dari Arab Saudi?

 

Autotech23 - Arab Saudi akan mengirim astronaut perempuan pertama ke antariksa, Rayyana Barnawi lewat misi 10 hari di Stasiun Antariksa Internasional (ISS). DominoQQ

Menurut Saudi Press Agency, Barnawi akan bergabung dengan rekannya Ali Al-Qarni dalam misi tersebut. Keduanya akan terbang ke ISS dengan pesawat antariksa Dragon milik SpaceX dalam misi bersama perusahaan antariksa swasta Axiom Space.

Beberapa orang yang terlibat dalam misi Ax-2 adalah Peggy Whitson, mantan astronaut NASA yang akan melakukan penerbangan keempatnya ke ISS, dan John Shoffner, seorang pengusaha dari Tennessee yang akan bertugas sebagai pilot.

Dilansir AFP, kru Ax-2 akan diluncurkan ke ISS dengan roket SpaceX Falcon 9 dari Launch Complex 39A di Kennedy Space Center NASA di Florida.

Arab Saudi yang kaya minyak akan mengikuti jejak negara tetangganya Uni Emirat Arab yang pada 2019 menjadi negara Arab pertama yang mengirim salah satu warganya ke luar angkasa. Kala itu, astronaut Hazzaa al-Mansoori menghabiskan delapan hari di ISS.

Astronaut Emirat lainnya, Sultan al-Neyadi, juga disebut akan melakukan perjalanan ke stasiun luar angkasa akhir bulan ini. Dijuluki "Sultan Luar Angkasa", Neyadi yang berusia 41 tahun akan menjadi astronaut Arab pertama yang menghabiskan enam bulan di luar angkasa saat dia meluncur ke ISS dengan roket Falcon 9.

Lebih lanjut, monarki teluk telah berusaha untuk mendiversifikasi ekonomi mereka yang bergantung pada energi. Pemimpin Saudi Mohammed bin Salman juga telah berusaha menghilangkan citra keras kerajaan melalui dorongan untuk reformasi.

Sejak Mohammed bin Salman naik ke tampuk kekuasaan pada 2017, perempuan diizinkan mengemudi dan bepergian ke luar negeri tanpa wali laki-laki. Kemudian, proporsi mereka dalam angkatan kerja meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2016, dari 17 persen menjadi 37 persen.

Dikutip dari Saudi Gazette, Kepala Badan Luar Angkasa Saudi, Abdullah Al-Swaha mengatakan, pihak kerajaan ingin mendukung penuh program ke luar angkasa ini.

Lewat program ini, Kerajaan Arab Saudi ingin mengaktivasi inovasi  saintifik di level ilmu luar angkasa. Pihak pemerintah Saudi juga ingin meningkatkan kemampuan mereka secara independen untuk melakukan riset yang akan berdampak positif terhadap masa depan industri ini di dalam negeri.

Harapannya, program ini bisa meningkatkan ketertarikan lulusan sains, teknologi, teknik mesin, dan matematika (STEM), serta mengembangkan modal manusia dengan menarik para talenta dan orang dengan kemampuan yang dibutuhkan.

Awal Saudi ke antariksa

Upaya Arab Saudi ke luar angkasa sendiri bukanlah yang pertama.

Pada 1985, Pangeran Kerajaan Saudi Sultan bin Salman bin Abdulaziz, seorang pilot angkatan udara, mengambil bagian dalam misi luar angkasa yang diselenggarakan Amerika Serikat (AS), menjadi Muslim Arab pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa.

Pada 2018, Arab Saudi membuat program luar angkasa dan tahun lalu meluncurkan program lain untuk mengirim astronaut ke luar angkasa. Semua adalah bagian dari agenda Visi 2030 Pangeran Salman untuk diversifikasi ekonomi.

Comments